Sabtu, 23 April 2011

saham itu investasi atau judi ???

Antara Dagang, Spekulasi & Judi
Orang-orang tua sering bilang "Keputusan dalam hidup selalu adalah perjudian, karena tidak ada hal yang pasti, maka orang hanya bisa mengambil keputusan berdasarkan apa yang dia tahu."
Benar sekali, tidak ada yang pasti, dan semua orang memang hanya berjudi berdasarkan apa yang dia tahu. Namun satu hal yang perlu Anda sadari, dalam semua bidang dan dalam setiap transaksi, sekalipun sekelompok orang melakukan keputusan yang sama, namun mereka melakukannya berdasarkan level informasi dan pengetahuan yang berbeda-beda.
Marilah kita berandai-andai.....

Andy bekerja di sebuah perusahaan es krim, PTnya (PT Dingin Sekali) adalah perusahaan publik. Akhir-akhir ini Andy mengetahui bahwa perusahaan Andy berhasil mendapatkan sebuah order dari customer baru yang akan meningkatkan laba perusahaan Andy sebesar 200% dalam waktu 6 bulan mendatang.
Jadi, diam-diam Andy pergi ke broker saham Andy dan membeli saham perusahaan Andy sebanyak yang Andy bisa... (Jangan khawatir mengenai peraturan insider trading... Dunia nyata tidak seperti itu, every insider trades!)

Di tempat lain, ada seseorang yang sering jual beli saham, sebut saja diai Jason. Dia mengamati bahwa akhir-akhir ini cuaca memang agak panas. Dia bertaruh bahwa global warming itu benar, dan dia pun membeli sejumlah saham perusahaan es krim Andy.

Di tempat lain lagi, seorang Ibu muda, Susan, yang lagi kebanyakan duit, yang baru mulai belajar membeli saham dan menjadi "investor", tidak sabar lagi untuk membeli saham pertamanya. Dan PT Dingin Sekali yang begitu beruntung, menjadi saham pembuka di portfolionya.

Anda lihat... Antara Andy, Jason, dan Susan, walaupun mengambil keputusan yang sama, tetapi kami melakukannya dengan alasan dan informasi yang berbeda.
* Bagi Andy, saya bisa mengatakan dengan nyaris pasti Andy akan menang, karena Andy tahu customer baru Pt-nya akan mendatangkan keuntungan besar bagi perusahaan Andy. Maka Andy tidak ragu untuk menyebut diri Andy sebagai pedagang, bahkan investor.
* Bagi Jason, saya akan menyebutnya spekulator. Keputusan dia memang ada dasarnya, tetapi tetap saja dia tidak benar-benar tahu apa yang sedang dia lakukan.
* Bagi Susan, dia adalah penjudi! Ibu ini sedang mempertaruhkan uangnya tanpa dasar.
Kawan... Jangan mengira karena kita sedang melakukan hal yang sama dengan seseorang, lantas kita pun berada satu level dengan mereka.
 
Mari kita sambung lagi andai-andai tadi....
6 bulan kemudian, setelah hasil perdagangan kami dengan customer baru itu selesai dan muncul di laporan keuangan publik kami, harga saham perusahaan Andy meroket 4 kali lipat.
Jason, yang gembira atas "kepandaian" dia, memutuskan untuk take some profit. Dia menjual 1/2 saham dia, dan menyimpan 1/2 yang tersisa sambil berharap saham perusahaan eskrim Andy akan terus naik harganya.
Susan, yang gembira atas "kepandaian dan keberuntungan" dia, memutuskan bahwa 4 kali lipat hanyalah awal. Dia menyimpan semua sahamnya, dan dengan tekat bulat akan terus menunggu hingga sahamnya naik lebih tinggi lagi.

Andy, di sisi lain, mendapatkan informasi rahasia dari pemasok kami di Amerika, bahwa global ternyata tidak warming.... (hehe), bulan-bulan mendatang, yang terjadi malahan adalah global cooling... dan Andy pun menjual semua saham yang Andy miliki, ditambah shortselling atas saham perusahaan Andy.
Cuaca berubah sesuai yang Andy antisipasi, cuaca sangat dingin dan eskrim tidak laku.. Penjualan kami anjlok, dan harga saham pun menukik tajam paska pengumuman laporan keuangan kami yang terbaru.
* Andy, lagi-lagi untung besar.
* Jason, yang untung saat menjual 1/2 sahamnya dulu, sekarang rugi atas 1/2 saham yang tersisa.
* Susan yang malang, dia bukan saja tidak pernah mendapatkan keuntungan, sekarang malah harus rugi setelah menunggu 1 tahun.

Jadi, perbedaan antara berdagang, berspekulasi, dan berjudi terletak pada alasan dan informasi yang dimiliki si pembuat keputusan. Semakin Anda mengetahui informasi mengenai apa yang Anda lakukan dan semakin besar kontrol Anda atas hasil dari sebuah kejadian, semakin Anda bisa menyebut diri Anda investor. Sebaliknya, semakin Anda tidak tahu dan tidak bisa memegang kendali atas hasil sebuah kejadian, semakin Anda memenuhi kriteria sebagai seorang penjudi.

0 komentar:

Posting Komentar